Kamis, 12 Juni 2014

Hotel Majapahit

Judul: Hotel majapahit Media: Pen di atas kertas Artis: Delta Y Perdana Ket: Hotel Majapahit didirikan pada tahun 1910 dengan nama Hotel Oranje. Pemiliknya adalah orang Amenia bernama Lucas Martin Sarkies yang menggeluti bisnis perhotelan. Pada tahun 1936, hotel mengalami penambahan bangunan pada bagian depan. Bangunan tambahan tersebut bergaya art deco seperti yang terlihat pada gambar. Hotel ini beberapa kali berpiundah kepemilikan. Yamato Hoteru hingga 1945 ketika Belanda kembali datang dan merebut kembali hotel ini kemudian keluarga Sarkies kembali memiliki hotel ini pada tahun 1946. Tahun 1969 sebuah grup pengusaha lokal membeli hotel ini. Nama kembali berubah menjadi Majapahit. Tahun 1945, terjadi insiden Hotel Yamato atau insiden perobekan bendera yang amat dikenal dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Hingga kini lokasi insiden tersebut dapat dilihat oleh masyarakat yang jalan melewati depan hotel.

Senin, 09 Juni 2014

Balai Pemuda

Judul: Balai Pemuda Surabaya Media: Pen di atas kertas Artis: Delta Y Perdana Ket: Gedung Balai Pemuda dibangun tahun 1907. Gedung ini dahulunya merupakan tempat rekreasi orang-orang Belanda untuk pesta ria, dansa, juga sebagai tempat bowling, dan kegiatan dunia gemerlap lainnya dengan nama De Simpangsche Societeit. Di jaman kolonial, pribumi dilarang masuk gedung ini. Kecuali mereka yang memiliki kedudukan sosial tinggi. Selebihnya adalah pribumi yang bekerja sebagai pelayan yang diizankan masuk. Saat ini gedung ini bernama Balai Pemuda yang berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan berbagai acara yang berkaitan dengan kegiatan kepemudaan dan kesenian, dan sekaligus digunakan sebagai Surabaya Tourism Infromation Centre (Pusat Informasi Wisata Surabaya).

Sabtu, 07 Juni 2014

Studio Arsitektur Dieng Wonosobo


Bangunan ini adalah materi untuk sayembara yang saya ikuti. Pada akhirnya saya tidak pernah mengirimkan sayembara itu karena tak selesai.

Terkadang saya bermimpi untuk pensiun dini, mendirikan studio arsitektur di pegunungan yang sepi, jauh dari kepadatan Jakarta. Mengerjakan proyek-proyek nan jauh disana sambil bercelana pendek saja. Berkomunikasi lewat internet. Tiap hari saya bisa menyelingi hari dengan melukis pedesaan, gunung dan pepohonan. Atau bercocok tanam di kebun kecil sekitar studio. Jika malam tiba, udara akan sangat dingin, saya dan rekan-rekan kerja bisa nongkrong sambil meynalakan api unggun, bakar jagung dan berbincang apa saja. Warga kampung sekitar juga boleh ikut. Di akhir pekan mungkin saya bisa membuka sanggar lukis untuk anak-anak.

Jadi tahukan kenapa sayembara itu tak pernah selesai saya kerjakan. Karena saya tidak pernah benar-benar memikirkan arsitekturnya. Saya memikirkan kehidupan di dalam arsitekturnya.

Ob-la-di Ob-la-da life goes on.